Selasa, 29 Juli 2014

Impianku


   Semakin sibuk seseorang semakin banyak pula pekerjaan yang terselesaikan. Ada apa dengan ini semua? 
mengapa disaat aku mempunyai banyak waktu senggang  sama sekali pekerjaan itu tidak dapat untuk terselesaikan, mengapa aku selalu  menyia-nyiakan waktu senggangku dan mengapa aku selalu memanfaatkan waktu yang aku miliki sebaik mungkin walau dipenuhi dengan jadwal aktivitas yang lainnya. Menulis, itulah hobiku aku ingin membuat hobi ini dapat menjadi jembatan untukku menuju ke masa depan, ini sudah menjadi pilihanku.

   Niat, itu telah aku tetapkan sejak lama, tapi mengapa semuanya terasa berjalan dengan sia-sia,” semua hal yang diinginkan harus didasari dengan niat jika sesuatu itu ingin diperoleh dengan baik”  but why about me? Aku telah mempunyai niat, namun aku merasa niat ini tidak begitu kuat untuk membantuku tidak menyia-nyiakan waktu luang ini. Sekarang bukan waktunya untuk terus bersenang-senang aku sadar jika umurku terus bertambah dan dalam arti waktuku didunia ini juga ikut berkurang, namun apa dengan umurku yang sekarang aku telah melakukan suatu hal yang bisa dibilang berprestasi? Tentunya belum.. aku sering merasa minder dengan anak-anak lain yang dapat mewujutkan impianya di usia muda dapat membuat orang-orang disekelilingnya iku merasakan kebahagiaan tersebut.

   Mengapa dia bisa sedangkan aku tidak? Apa yang membedakan kami ? aku selalu berusaha untuk dapat terus memanage waktuku seefektif mungkin namun aku tak mampu  aku tidak berdaya jika harus dihadapkan dengan rasa unmood.. rasa itulah yang dapat menghancurkan semuanya, aku selalu mencari cara agar itu dapat teratasi namun aku begitu lama sehingga rasa ini terus menguasai diriku.

   Orang-orang selalu mengatakan jika aku adalah anak yang baik “anak yang baik”  dalam arti apa? Mengapa mereka dapat mengatakan itu sedangkan aku saja tidak mengetahui bagaimana tentang diriku. Aku tahu, aku mengetahuinya jika penilaian yang paling murni itu adalah penilaian dari yang melihat bukan yang membuat. Bahkan sampai tulisan yang aku buat ini aku tidak mengetahui arahnya, yang aku tahu hanyalah apa yang sedang aku rasakan.

    Kembali soal menulis, aku memang benar-benar menggemarinya, bahkan sejak SD aku selalu menuliskkan apa yang aku rasakan dan aku suka mencari refrensi yang bagus untuk setiap cerita atau kelanjutan cerita yang aku buat..

   Dapat membuat sebua novel baik fiksi maupun nonfiksi tertera nama”Rini Wulandari” dicovernya, dapat dibaca oleh oleh orang banyak.. namun bukan hanya sekedar dibaca tadi dapat diambil suatu pembelajaran dari bukuku tersebut. Hal itulah yang sangat aku inginkan.. tapi kapan? Kapan semua itu can be real? 



Tidak ada komentar: