Rabu, 10 September 2014

Kan ku peluk bintang itu



   Mungkin saat ini aku hanya mampu untuk membayangkan akan penerangan itu, penerangan yang mampu membuat hidup ini bersinar. Penerangan yang dapat menuntunku untuk tidak terjatuh dikarenakan kegelapan. Dengan penerangan itu aku mampu menentukan akan arah tujuanku.
Namun tak bisa dipungkiri terkadang aku sering merasa cemas, aku takut sewaktu-waktu penerangan itu akan  meredup… dia tak mampu menuntunku, dan apa yang harus aku lakukan jika itu terjadi? Aku sama sekali tidak memiliki persiapan akan hal itu. Semestinya aku sadar  “tak ada yang abadi didunia ini” jadi aku harus menerima dengan ikhlas jika  itu sewaktu-waktu terjadi pada diriku. Apakah dengan meredupnya penerangan itu berarti meredup pula apa yang telah aku impikan selama ini. Jika di perintahkan aku untuk menjawab pasti dalam waktu per sekian detik aku menjawab “tidak”. Tapi pada kenyataannya itu bukanlah jawaban yang sesungguhnya. Aku merasa jika penerangan itu bagaikan sinar mentari yang selalu menyinari bumi ini, sehingga jika sinar itu tak lagi menyinari maka tak ada lagi kehidupan di bumi ini. Begitulah aku, aku rapuh.. tak berdaya jika tidak ada penerangan yang menemani hidup ini.
  Tapi sudah seharusnya aku melepaskan penerangan itu, aku harus mencari penerangan yang baru penerangan yang lebih terang, penerangan yang lebih mampu untuk membuat hidup ini lebih terang. Ya… aku putuskan untuk melepaskan penerang itu, tapi aku butuh waktu untuk melakukan itu empat, tidak dua. Ya… aku bisa melepaskan penerangan itu dalam waktu dua hari. Karena aku tak bisa membiarkan waktu ini terus berlarut-larut tanpa memiliki tujuan, aku masih memiliki banyak impian yang harus dicapai. Jadi akan ku coba untuk menggunakan penerangan baru demi melancarkan impian tersebut.


Tidak ada komentar: