Mungkin saat ini aku hanya mampu untuk
membayangkan akan penerangan itu, penerangan yang mampu membuat hidup ini
bersinar. Penerangan yang dapat menuntunku untuk tidak terjatuh dikarenakan
kegelapan. Dengan penerangan itu aku mampu menentukan akan arah tujuanku.
Namun tak bisa dipungkiri terkadang aku
sering merasa cemas, aku takut sewaktu-waktu penerangan itu akan meredup… dia tak mampu menuntunku, dan apa
yang harus aku lakukan jika itu terjadi? Aku sama sekali tidak memiliki
persiapan akan hal itu. Semestinya aku sadar
“tak ada yang abadi didunia ini” jadi aku harus menerima dengan ikhlas
jika itu sewaktu-waktu terjadi pada
diriku. Apakah dengan meredupnya penerangan itu berarti meredup pula apa yang
telah aku impikan selama ini. Jika di perintahkan aku untuk menjawab pasti
dalam waktu per sekian detik aku menjawab “tidak”. Tapi pada kenyataannya itu
bukanlah jawaban yang sesungguhnya. Aku merasa jika penerangan itu bagaikan
sinar mentari yang selalu menyinari bumi ini, sehingga jika sinar itu tak lagi
menyinari maka tak ada lagi kehidupan di bumi ini. Begitulah aku, aku rapuh..
tak berdaya jika tidak ada penerangan yang menemani hidup ini.
Tapi sudah seharusnya aku melepaskan
penerangan itu, aku harus mencari penerangan yang baru penerangan yang lebih
terang, penerangan yang lebih mampu untuk membuat hidup ini lebih terang. Ya…
aku putuskan untuk melepaskan penerang itu, tapi aku butuh waktu untuk
melakukan itu empat, tidak dua. Ya… aku bisa melepaskan penerangan itu dalam waktu
dua hari. Karena aku tak bisa membiarkan waktu ini terus berlarut-larut tanpa
memiliki tujuan, aku masih memiliki banyak impian yang harus dicapai. Jadi akan
ku coba untuk menggunakan penerangan baru demi melancarkan impian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar