Di sebuah padang rumput di Afrika, seekor
Singa sedang menyantap makanan. Tiba-tiba seekor burung elang terbang rendah
dan menyambar makanan kepunyaan Singa. "Kurang ajar", kata singa.
Sang Raja hutan itu sangat marah sehingga memerintahkan seluruh binatang untuk
berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung. "Mulai sekarang
segala jenis burung adalah musuh kita, usir mereka semua, jangan
disisakan!" kata Singa. Binatang lain setuju sebab mereka merasa telah
diperlakukan sama oleh bangsa burung. Ketika malam mulai tiba, bangsa burung
kembali ke sarangnya. Kesempatan itu digunakan oleh para Singa dan anak buahnya
untuk menyerang. Burung-burung kocar-kacir melarikan diri.
Untung masih ada burung hantu yang dapat
melihat dengan jelas di malam hari sehingga mereka semua bisa lolos dari
serangan singa dan anak buahnya. Melihat bangsa burung kalah, sang kelelawar
merasa cemas, sehingga ia bergegas menemui sang raja hutan. Kelelawar berkata,
"Sebenarnya aku termasuk bangsa tikus, walaupun aku mempunyai sayap. Maka
izinkan aku untuk bergabung dengan kelompokmu, Aku akan mempertaruhkan nyawaku
untuk bertempur melawan burung-burung itu". Tanpa berpikir panjang singa
pun menyetujui kelelawar masuk dalam kelompoknya. Malam berikutnya kelompok yang
dipimpin singa kembali menyerang kelompok burung dan berhasil mengusirnya.
Keesokan harinya, menjelang pagi, ketika
kelompok Singa sedang istirahat kelompok burung menyerang balik mereka dengan
melempari kelompok singa dengan batu dan kacang-kacangan. "Awas hujan
batu," teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri. Sang
kelelawar merasa cemas dengan hal tersebut sehingga ia berpikiran untuk kembali
bergabung dengan kelompok burung. Ia menemui sang raja burung yaitu burung
Elang. "Lihatlah sayapku, Aku ini seekor burung seperti kalian".
Elang menerima kelelawar dengan senang hati. Pertempuran berlanjut, kera-kera
menunggang gajah atau badak sambil memegang busur dan anak panah. Kepala mereka
dilindungi dengan topi dari tempurung kelapa agar tidak mempan dilempari batu.
Setelah kelompok singa menang, apa yang dilakukan kelelawar?.
Ia
bolak balik berpihak kepada kelompok yang menang. Sifat pengecut dan tidak
berpendirian yang dimiliki kelelawar lama kelamaan diketahui oleh kedua
kelompok singa dan kelompok burung. Mereka sadar bahwa tidak ada gunanya saling
bermusuhan. Merekapun bersahabat kembali dan memutuskan untuk mengusir
kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa sangat malu sehingga ia
bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila malam tiba
dengan cara sembunyi-sembunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar