Jumat, 16 Oktober 2020

Sandiwara Gramatika

 Kini waktunya telah tiba

Waktu dimana aku harus bersandiwara

Menumpahkan gejolak yang telah bersarang

Bertapa didalam sanubari yang kian mengarang

Ketir-ketir akan dinamika pengharapan

Membuat raga teringat tiada datangnya tanggapan

Berkali-kali kukirimkan ucapan

Tak satupun yang terbalaskan


Ayah…

Jangan bermuram durja

dikarenakan lembaran-lembaran ucapan yang kukirimkan setiap tahun

Jangan pernah memaksakan tangan suci itu bekerja

menuliskan balasan yang menghampiri setiap tahun

Ini hanyalah sandiwara rasa yang bergemulung didalam kalbu

Tiada niat mengganggu ketenanganmu dengan ucapan-ucapan yang menyerbu

Aku hanya dirulung mereka oleh rasa cemburu

Berlomba mempersiapkan ucapan dan kado terindah untuk ayah dengan semangat berburu…


Ayah…

Jangan percaya jika aku selalu mendoakanmu dialam shalatku

Jangan percaya jika aku selalu mengingatmu dibayang-bayangan hariku

Jangan percaya jika aku memiliki harapan untuk bisa berkumpul lagi -denganmu

Jangan percaya dengan ucapan-ucapan tulus yang kukirimkan dihari -ulang tahunmu


Aku hanya sedang bersandiwara ayah…

Aku sama seperti ayah,

sedang bersandiwara 

meninggalkan lentera kecil berjiwa


Selamat ulang tahun ayah…

Selamat telah menjadi ayah yang berhasil melenturkan lentera kecil -berjiwa

hingga dapat menyala digelapnya hari..

Lentara itu akan terus menyala memberikan penerangan berjuta jiwa

Meskipun sepinya malam dan dinginnya hari

Tidak ada komentar: