Kamis, 16 Oktober 2014

Ku berikan untukmu



    Aku tak akan mampu untuk dapat melihat sinar matahari yang terbit ketika hari sudah berganti Aku tak mampu berdiri diatas terbitnya matahari tersebut,  aku tak mampu untuk mengetahui apa arti dari kasih sayang….ketika aku menangis aku juga tak mengetahui arti dari tangisan begitu juga dengan senyuman, aku tak akan mengetahui hal-hal itu jika kau tidak mengajarkannya kepadaku.

    Aku bagaikan memory card kosong yang tidak memilik data apapun, kau selalu dengan ikhlasnya untuk mengisi sedikit demi sedikit ingatanku dengan hal-hal yang bermanfaat, namun terkadang aku tak menyadarinya, setiap perkataanmu selalu aku abaikan…. Sehingga kaupun marah terhadap diriku… tapi aku selalu menganggap marahanmu seolah sebuah pisau tajam yang melukai diriku.. padahal kau tak berniat sedikitpun untuk membuatku terluka, kau selalu berusaha agar aku memperoleh kebahagiaan yang sebelumnya belum sempat kau rasakan.

     Aku selalu menganggap caramu itu berlebihan, cara yang hanya menambah beban didalam diriku ini. Aku selalu melihat ke kiri dan ke kanan mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan, hal itu membuat aku iri. Sehingga aku mampu menciptakan definisi bahwa semua omelanmu hanya bohong belaka, itu tak mampu merubahku untuk membuatku merasa bahagia dan selalu tesenyum disetiap harinya, omelanmu hanya mampu memperburuk mentalku untuk menghadapai kejamnya kehidupan.

    Setiap tahunnya umurku bertambah… itu menjadi kebanggan tersendiri bagiku, karena aku telah beranjak semakin dewasa dengan bertambahnya umurku ini aku mampu mengatur diri ini, aku bisa menentukan arah jalan mana yang terbaik untuk diri ini, aku merasa aku tidak membutuhkan tuntunan darimu lagi… tutunan yang menyatakan akan memperbaiki hidup ini kelak,  tuntunan yang hanya membuatku semakin terpuruk, tuntunan yang tidak pernah memiliki  kepastian.

    Sekarang aku merasa sedikit terbebaskan akan aturan-aturan yang telah kau berikan kepadaku, dari semua perkataan dan aturan yang kau berikan kepadaku hanya satu yang mampu membuat diri ini merasa senang dan bahagia yaitu “kau telah tumbuh menjadi anak yang dewasa, dengan kedewasaan yang kau miliki saat ini sekarang kau dapat menentukan mana yang baik dan buruk untuk dirimu” itulah kalimat yang mampu membuat diriku terbebaskan dari penjara aturan-aturanmu.

    Sekarang aku dapat bernafas dengan lega.. aku dapat menghirup udara yang dulunya hanya sedikit aku peroleh… aku dapat terbang kemanapun aku mau sekarang. Tidak ada yang melarang, tidak ada yang marah, tidak ada yang kecewa semuanya membiarkanku untuk terbang  jauh. Tapi aku salah, aku tak mampu mengukur seberapa jauhnya aku terbang sehingga aku tersesat. Aku tak tahu kemana arah jalan untuk kembali, aku takut.   ini bukan aku… dimana ibuku? Dimana larang-larangannya? Dimana tuntunannya? Dimana dia? dia selalu ada disaat aku memperoleh kesulitan,  sekarang aku sedang memperoleh itu, tapi dimana dia? dia tidak berada disampingku..

    IBU…. Dengar aku, “aku membutuhkanmu, aku takut bu, dunia ini begitu kejam.., tidak ada seorangpun yang memperdulikanku, mereka menganggapku tidak ada.. mereka semuanya begitu kejam” dimana ibuku? Ibu yang selalu menyinari hidupku dengan kehangatan, aku lelah bu… ayolah… seperti dulu lagi…. Marahi aku, larang aku, pukul aku, aku ikhlas jika itu kau lakukan seumur hidupku… karena aku baru menyadarinya sekarang bahwa yang kau lakukan itu benar-benar merupakan bentuk kasih sayang yang kau berikan untukku. Kau takut jika kelak aku tersakiti, kau takut jika aku memilih jalan yang salah, kau takut jika nantinya hanya ada penyesalan dikemudian hari.

    Maaafkan aku bu…. Aku khilaf, sekarang apa yang harus aku lakukan? Jawab aku bu…! Beri aku arah jalan agar aku kembali kepangkuanmu. Bu… bangun… perdengarkan suaramu kepadaku… gerakkan tanganmu untuk memukulku… buka mata mu untuk melihatku… jangan terlalu lama teridur bu, aku sendiri… aku membutuhkanmu.




Tidak ada komentar: